Langsung ke konten utama

Penyebab Daerah Kabupaten Sragen Bagian Utara Sering Kekeringan, berikut penjelasannya

Sebenarnya saya lagi iseng aja nulis lagi. Beberapa waktu lalu kakak kelas saya SMA sekaligus kakak tingkat saya di Kampus tiba-tiba ngajak diskusi tentang kekeringan di daerah kabupaten kami (Kabupaten Sragen), namun setelah beberapa bulan diskusi berhenti tanpa ada kabar apapun (berasa dighosting wkwk). Alasan diadakannya diskusi itu karena beberapa waktu terakhir masalah kekeringan terus berlanjut terutama ketika musim kemarau datang, berita tersebut juga dimuat di web BNBP dan koran online. Pihak Pemerintah Daerah lewat BPBD dan PDAM sudah turun menyalurkan tanki air kepada masyarakat yang terdampak. Selain itu, juga sudah diadakan PAMSIMAS dan sumur sibel yang diadakan hampir diseluruh daerah di Kabupaten Sragen.

Disela-sela menunggu jadwal sidang pendadaran yang entah kapan jadinya. Ya daripada saya nganggur, tercetuslah ide mencari informasi kondisi hidrogeologi dan geologi Daerah Kabupaten Sragen ini seperti apa. 

Harapannya nanti bisa terlihat daerah yang terdampak kekeringan tersebut dominan berada di topografi yang seperti apa? Oiya, topografi itu bentuk muka bumi yang diwakili oleh garis. Bentuk muka bumi meliputi bukit, lereng, gunung, dataran, dan bentukan lainnya. 

Harapan kedua, bisa diketahui batuan penyusun daerah tersebut berjenis apa. Keberadaan air di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh batuan penyusun daerah tersebut. Misalnya, suatu daerah yang umumnya tersusun atas batupasir atau batuan sedimen dengan pori besar akan lebih banyak menyimpan air daripada daerah yang tersusun atas batuan beku, batugamping, atau batuan dengan ukuran butir halus (Suharyadi, 1984).

Harapan ketiga, bisa diketahui akuifer di daerah tersebut produktif atau tidak? Hmm, ada yang belum tau akuifer itu apa? Akuifer itu salah satu kelompok batuan yang bisa menyimpan air dan mengeluarkannya lagi. Seberapa produktif akuifer bisa menyimpan air itu tergantung pada batuan penyusun dan keberadaan struktur geologi.

Hehe iya, karena keterbatasan data, pokok bahasan saya hanya dari 2 sisi saja ya karena saya baru tau geologi dan hidrogeologinya saja. Kalau mau diskusi lebih lanjut boleh banget sekalian belajar bareng hehe. Mana tau ada anak kehutanan yang mau diskusi tentang peran akar pohon dalam menyimpan air, atau ada anak ilmu tanah atau penginderaan jauh yang mau diskusi juga? hayukk hehe😁

Mengutip dari berita online terdapat 6-7 Kecamatan yang terdampak kekeringan, meliputi Kecamatan Jenar, Tangen, Gesi, Sukodono, Mondokan, Miri, dan Sumberlawang. Secara administratif daerah tersebut berada di Kabupaten Sragen bagian utara, membentang dari barat ke timur. Bisa dilihat di peta dibawah ini.

Peta Administrasi Daerah Kabupaten Sragen yang Terdampak Kekeringan Tahun 2020 (BAPPEDA Kab. Sragen)

Dari peta diatas, kita tahu bahwa topografi daerah terdampak kekeringan dominan berada pada topografi tinggi dan bergelombang (ditandai warna merah). Kok bisa tahu derahnya bergelombang? Karena jarak garis satu ke garis lainnya rapet banget. Iya kan? iya kan?

Oke lanjut, di Kabupaten Sragen sudah ada PDAM ya. Totalnya ada 3-4 mata air produktif yang dikelola PDAM untuk disalurkan ke masyarakat. Persebaran pipa PDAM dan posisi mata air yang dikelola PDAM ditampilkan pada peta berikut ini.

peta persebaran pipa PDAM dan posisi mata air yg dikelola PDAM

Dari peta tersebut terlihat bahwa daerah bagian utara sangat sedikit yang dilalui pipa PDAM. Daerah yang dilalui pipa PDAM umumnya berada pada daerah topografi rendah dan tidak bergelombang. Kenapa begitu? karena untuk melewati daerah yang bergelombang dibutuhkan tekanan tinggi untuk menyalurkan air melalui pipa. Mengingat lokasi mata air PDAM dominan berada di daerah tengah - selatan Kabupaten Sragen. Hal tersebut mengakibatkan pipa PDAM kurang bisa menjangkau daerah dengan topografi tinggi dan bergelombang yang dominan berada di bagian utara Kabupaten Sragen (benar seperti cerita kakak kelas SMA yang kerja di PDAM).

Kalo batuan penyusun daerah terdampak kekeringan apa aja ya? Nih, ada Peta Geologi dari BAPPEDA Sragen.

peta geologi

Daerah terdampak kekeringan umumnya disusun oleh batuan sedimen dengan ukuran butir halus dan juga batugamping pada beberapa titik. Batuan berbutir halus umumnya kurang mampu menyimpan air tanah karena tidak ada rongga antar butir yang bisa dimasuki oleh air. Selain itu, batugamping juga kurang mampu menyimpan air karena sifatnya yang padat, namun disisi lain batugamping bisa menyimpan air tanah, apabila terdapat struktur geologi yang menyebabkan timbulnya retakan tempat air dapat mengalir. 

Berikutnya berdasarkan Peta Hidrogeologi Kabupaten Sragen dari BAPPEDA Sragen diketahui bahwa daerah terdampak kekeringan tersebut umumnya berada pada daerah dengan kondisi akuifer produktifitas kecil dan daerah air tanah langka (warna ungu). Selain itu, daerah tersebut berada di luar daerah Cekungan Air Tanah Karanganyar-Boyolali (warna biru) yang artinya memang potensi air tanah di daerah tersebut kurang produktif. Berikut kenampakan Peta Hidrogeologi sebagian daerah Kabupaten Sragen.

peta hidrogeologi

Apa dampaknya kalau ternyata desa saya termasuk dalam daerah air tanah langka? Ya berarti memang air tanah akan sulit ditemukan khususnya saat musim kemarau, karena batuan di daerah tersebut kurang bisa menyimpan dan mengeluarkan air tanah. 

Kalau ternyata desa saya termasuk daerah dengan akuifer produktifitas kecil bagaimana? Ya berarti memang ada potensi air tanah tapi jumlahnya kecil. Bisa jadi tidak cukup untuk memenuhi keperluan harian seluruh KK, sehingga perlu penelitian lebih lanjut mengenai debit air tanah yang dihasilkan.

Jadi, kesimpulan dari keisengan saya ini adalah:

1. Daerah terdampak kekeringan umumnya berada pada topogafi tinggi dan bergelombang. Pipa PDAM sulit masuk karena jarak yang terlalu jauh + medan yang bergelombang mengaibatkan dibutuhkannya tekanan tinggi.

2. Batuan penyusun daerah tersebut adalah Formasi Kalibeng, Pucangan, dan Formasi Kerek. Didominasi oleh batuan sedimen berukuran halus dan batugamping pada beberapa titik.

3. Daerah tersebut berada pada zona air tanah langka dan zona akuifer produktifitas kecil dengan kemunculan setempat-setempat. Ya memang di beberapa tempat akan ditemukan air, tapi bisa jadi bergeser beberapa meter air tidak muncul.

Semoga hasil keisengan saya ini bisa menjawab beberapa pertanyaan teman-teman dan tetangga saya mengenai kok daerah kita kekeringan ya? kenapa kok sumur-sumur sering kering pas musim kemarau? Ya memang disini saya cuma baca data saja dengan memperhatikan faktor-faktor yang ada. Oiya semua data ini saya dapat dari Geoportal BAPPEDA Sragen, bisa diakses online disini ya, semuanya sudah lengkap disitu.


Referensi

http://geoportal.sragenkab.go.id/kategori.php?kategori_id=1 

Suharyadi, 1984, Hidrogeologi, Yogyakarta; Diktat Kuliah Program Studi Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada

Komentar